Jumat, 02 Juli 2010

Surat Cinta untuk Ayahnda Tercinta


Kepada Ayahnda tercinta dikampung sana.

Assalamualaikum WW.

Apa kabar ayahnda di kampung?semoga ayahnda dan ibunda dalam keadaan sehat wal afiat. ahamdulillah Ananda di sini dalam keadaan sehat atas doa-doa ayahnda dan ibunda yang selalu mengiringi setiap langkah ananda.

Ayahnda tercinta, ananda memohon maaf bila ananda terpaksa mengirim surat ini seolah-olah ananda begitu sibuk sehingga tidak bisa memberikan kabar kepada keluarga. Tapi surat ini hanyalah sebagai penyampai rasa rindu ananda kepada keluarga. Sudah begitu lama rasanya ananda tak berkirim surat pada ayahanda, yang dikalahkan oleh sms dan panggilan telpon, bahkan ananda hampir lupa bagaimana menguntai kata-kata terindah untuk ayahanda tercinta.

Ayahanda, diluar sana terik matahari memancarkan cahaya di sela-sela jendela kamar ananda. Semoga cahaya ini menjadi pesan kehangatan untuk ayahnda dikampung.Ayahnda-lah inspirasi di saat Ananda patah semangat. Ayahnda, Maafkan ananda karena sampai saat ini ananda belum bisa berada dirumah, membantu kakanda untuk mempersiapkan resepsi pernikahannya.

Satu persatu anak-anak ayahnda telah memegang tanggung jawab nya masing-masing, sementara ananda masih berjuang untuk menyelesaikan study ananda. maafkan ananda yang mencoba mencari jalan sendiri. Hanya ucapan terima kasih yang bisa ananda sampai untuk ayahnda dan keluarga tercinta atas kesabaran keluarga tercinta dalam menghadapi ananda.

Hanya ini rangkaian kata-kata yang bisa ananda tulis pada ayahnda dan keluarga tercinta. Semoga 7 hari lagi ananda bisa bisa bertemu dengan ayahnda dan keluarga di kampung dan di rumah demokrasi kita. salam rindu dari anakmu di sudut sempit jatinangor.

Wassalam W.W

Senin, 12 April 2010

Untuk mu guru Hidupku (1)

Setelah sekian lama aku tak menulis lagi tentang dirimu Malam ini aku harus merelakan jari dan pikiranku untuk melukiskan tentang kau dan aku. Hampir 25 tahun kau telah membesarkan ku. Selama ini aku selalu mempertahankan egoku dengan jalan yang ku ambil. Kau tak pernah menghalangi apa yang kuinginkan. Ku mulai dari sebuah nagari kecil di bagian barat pulau sumatera, aku menimba ilmu dari sebuah SD favarit kampung ku. bukan maksud ku untuk menyombong. Tapi sudut nagari itu terlihat kecil untuk mengeksplorasi pikiran ku. Berbagai prestasi ku persembahkan untukmu. Dan juara kelas telah menjadi langganan dalam rapor yang berwarna putih itu.


Perlahan ku coba untuk melangkahkan kaki ku dalam menimba ilmu. Di masa akhir pendidikan dasarku, ku coba untuk memulai bermimpi. “Ayah, Aku ingin seperti Habibie’. Sebuah kalimat untuk mewakili sejuta mimpi ku. Entah sejak kapan aku mengenal habibie?.berjumpa pun tak pernah apalagi untuk mengenal nya. Tak lebih aku hanya tahu sepak terjangya dari sebuah Televisi hitam putih 17 inch yang selalu kami tonton bersama dan siaran favorit kami satu-satunya yaitu televisi kebanggaan negeri ini.


Pesantren Gontor adalah tujuan ku selanjut untuk mencapai semua mimpi ku.Terlahir sebagai anak bungsu, keluarga tidak siap untuk melepas ku begitu jauh..Konsensus keluarga ku akhirnya merelakan ku untuk menuntut ilmu di pesantren HAMKA.Yang sekolahnya ku kenal dari sebuah iklan di salah satu kolom Koran yang setiap hari ku antarkan keliling kampung untuk mencukupi biaya hidup keluargaku. Maklum kami sekeluarga harus berjuang hidup untuk menambah gaji PNS yang menjadi penompang hidup Yahhh..akupun tak bisa berkecil hati.setidaknya aku masih bisa mencicipi pesantren walaupun itu tidak di Gontor.