Senin, 12 April 2010

Untuk mu guru Hidupku (1)

Setelah sekian lama aku tak menulis lagi tentang dirimu Malam ini aku harus merelakan jari dan pikiranku untuk melukiskan tentang kau dan aku. Hampir 25 tahun kau telah membesarkan ku. Selama ini aku selalu mempertahankan egoku dengan jalan yang ku ambil. Kau tak pernah menghalangi apa yang kuinginkan. Ku mulai dari sebuah nagari kecil di bagian barat pulau sumatera, aku menimba ilmu dari sebuah SD favarit kampung ku. bukan maksud ku untuk menyombong. Tapi sudut nagari itu terlihat kecil untuk mengeksplorasi pikiran ku. Berbagai prestasi ku persembahkan untukmu. Dan juara kelas telah menjadi langganan dalam rapor yang berwarna putih itu.


Perlahan ku coba untuk melangkahkan kaki ku dalam menimba ilmu. Di masa akhir pendidikan dasarku, ku coba untuk memulai bermimpi. “Ayah, Aku ingin seperti Habibie’. Sebuah kalimat untuk mewakili sejuta mimpi ku. Entah sejak kapan aku mengenal habibie?.berjumpa pun tak pernah apalagi untuk mengenal nya. Tak lebih aku hanya tahu sepak terjangya dari sebuah Televisi hitam putih 17 inch yang selalu kami tonton bersama dan siaran favorit kami satu-satunya yaitu televisi kebanggaan negeri ini.


Pesantren Gontor adalah tujuan ku selanjut untuk mencapai semua mimpi ku.Terlahir sebagai anak bungsu, keluarga tidak siap untuk melepas ku begitu jauh..Konsensus keluarga ku akhirnya merelakan ku untuk menuntut ilmu di pesantren HAMKA.Yang sekolahnya ku kenal dari sebuah iklan di salah satu kolom Koran yang setiap hari ku antarkan keliling kampung untuk mencukupi biaya hidup keluargaku. Maklum kami sekeluarga harus berjuang hidup untuk menambah gaji PNS yang menjadi penompang hidup Yahhh..akupun tak bisa berkecil hati.setidaknya aku masih bisa mencicipi pesantren walaupun itu tidak di Gontor.