Minggu, 23 Juni 2013

Ayah, Medina Kamil,WAWWW

Disaat aku mengetik blog ini,pikiran ku sedang beradu kerinduan dengan keluargaku terutamanya ayah, entah mengapa sosok ayah begitu banyak mengisi cerita atau kenangan manis ku bersamanya. Maafkan anakmu ini ibu.Terkadang ibu begitu sering terlupakan oleh ku.

beberapa minggu yang lalu aku pulang kampung dengan durasi diam di rumah melebihi kepulanganku sebelumnya, biasanya aku hanya pulang untuk beberapa saat. Kemudian meninggalkan mereka lagi dan asik dengan kesibukan ku bersama kawan-kawan. Mungkin ini lah waktu tu untuk merasakan kehangatan mereka.

Bersama abangku,aku menyusuri kembali kampung halamaku, disaat itu lah dia bercerita bahwa Medina Kamil Jejak petualang punya hubungan Ibu(Suku) dengan istrinya.Tapi mereka telah lama merantau ke jakarta meninggalkan muaro putuih. Selintas aku menanggapi cerita itu dengan ekspresi biasa. Karena anggapanku terlalu sering kita menceritakan sosok yg terkenal mempunyai hubungan dengan kita. Menjadi semacam hal yang biasa di minang khususnya pariaman secara kultural. Kalau yang mereka ceritakan orang terkenal maka seolah2 kita dekat denganny "balancik-lancik rumah wak ma",jika sosok itu orang biasa maka kita tak begitu mengenalnya "piaman laweh".

Ketika abang bercerita bahwa ibunya Medina kamil pernah di tunangankan dengan ayah, seketika itu ibaratkan mobil RPM otak ku langsung berputar kencang.WAWWW..begitukah banyak sisi-sisi kehidupan ayah yang tak ku ketahui.Entah apa yang membuatnya lebih memilih ibuku daripada ibu medina kamil.

Seorang lelaki yang lebih memilih IKIP bandung dan meninggalkan hukum UI. Menyelesaikan SMA di Budi Utomo Jakarta. kemudian memilih mengajar di SMA distrik Maninjau kala itu,dan meminta pindah ke Tiku yang tak memiliki SMA,kemudian menikahi gadis kampung.Bagiku generasi sekarang adalah sebuah pilihan yang sulit. 

Ayah kau begitu banyak menyimpan cerita perjalanan hidupmu, bahkan kau tak pernah melanjutkan sekolah mu karena hanya tak ingin anak-anakmu terlihat lebih bodoh dari mu.Ahh,,aku mulai terbawa suasana hati.sudahlah,aku tak ingin melanjutkan tulisan ini.cukup jadi cerita keluarga kita bahwa pilihan bukanlah mengenai baik dan buruk tapi pilihan adalah perjalanan.

Love U dad.Love U mom.









Tidak ada komentar: